Allah Rabbul
Izzati Yang Maha Suci berfirman dalam hadits Qudsi ;
Allah mencintai tiga
perkara dan
sangat mencintai kepada tiga hal yang lain. Mereka berjumlah enam orang
yang
Kami bagi menjadi dua
kelompok.
1. Aku mencintai orang fakir yang rendah hati, sedangkan Aku sangat
mencintai orang kaya yang rendah hati, karena ia punya alasan untuk berlaku
sombong, tapi ia tetap rendah hati
2. Aku mencintai orang kaya yang dermawan, sedangkan Aku lebih
mencintai orang miski yang dermawan
3.
Aku mencintai orang
yang sudah tua tapi taat, sedangkan Aku lebih mencintai orang muda yang taat.
Dan Aku membenci tiga
perkara dan kebencian-Ku kepada 3 perkara lainnya sangat kuat.
1. Aku benci orang kaya yang sombong tapi Aku lebih benci kepada orang miskin
yang sombong
2. Aku benci orang fakir yang bakhil, tapi Aku lebih benci lagi kepada orang
kaya yang bakhil.
3. Aku benci pemuda yang durhaka (ma’siat), tapi Aku lebih benci lagi kepada
orang yang sudah tua yang maksiat. (Hadits Qudsi dalam Tafsir al-Sya’rowi )
Sumber :
Tafsir Asy’sya’awi Bab. 105 Hal. 2570
Kemudian diceritakan dari Wahab Bin Munabbih bahwasanya ia berkata, Allah
Ta‘Ala memperintahkan iblis mendatangi Nabi Muhammad saw dan menjawab apa yang
beliau tanyakan, kemudian iblis itu datang dengan menyerupai orang tua yang
bertongkat, lalu terjadilah dialog antara iblis dan Nabi Muhammad.
Nabi saw bertanya kepada iblis mengapa ia datang. Iblis mengatakan bahwa
Allah memerintahkannya untuk mendatangi beliau. Lalu nabi saw bertanya “Wahai
makhluk terkutuk, ada berapa kelompok musuh-musuhmu?” lalu iblis menjawab, Ada
15 kelompok, Berikut golongan yang ditakuti iblis.
1. Nabi Muhammad saw,
2. Pemimpin yang adil,
3. Orang kaya yang rendah hati,
4. Pedagang yang jujur,
5. Orang pandai yang alim yang tenang pembawaannya,
6. Orang mukmin yang suka memberi nasihat,
7. Orang mukmin yang murah hati,
8. Orang yang bertaubat yang tetap pada taubatnya itu,
9. Orang yang benar-benar menjaga diri dari yang haram,
10. Orang mukmin yang senantiasa dalam keadaan suci,
11. Orang mukmin yang banyak sedekah,
12. Orang mukmin yang berbaik budi kepada sesama manusia,
13. Orang mukmin yang banyak bermanfaat bagi sesama manusia,
14. Orang yang pandai Al Qur’an dan selalu membacanya,
15. Orang yang biasa mengerjakan sholat di waktu malam saat orang lain sedang tertidur
2. Pemimpin yang adil,
3. Orang kaya yang rendah hati,
4. Pedagang yang jujur,
5. Orang pandai yang alim yang tenang pembawaannya,
6. Orang mukmin yang suka memberi nasihat,
7. Orang mukmin yang murah hati,
8. Orang yang bertaubat yang tetap pada taubatnya itu,
9. Orang yang benar-benar menjaga diri dari yang haram,
10. Orang mukmin yang senantiasa dalam keadaan suci,
11. Orang mukmin yang banyak sedekah,
12. Orang mukmin yang berbaik budi kepada sesama manusia,
13. Orang mukmin yang banyak bermanfaat bagi sesama manusia,
14. Orang yang pandai Al Qur’an dan selalu membacanya,
15. Orang yang biasa mengerjakan sholat di waktu malam saat orang lain sedang tertidur
Dari dua kisah diatas
ditunjukkan bahwa menjadi orang kaya merupakan suatu potensi untuk dicintai
Allah dan menjadi ladang beribadah yang lebih efektif karena ketika seorang
muslim menjadi seorang yang kaya raya maka dia dapat lebih mudah menjalankan
ibadah khususnya yang memerlukan finansial berlebih. Seperti yang telah
disebutkan di atas bahwa orang kaya yang dicintai Allah sekaligus dibenci Iblis
adalah orang kaya yang rendah hati, Lantas seperti apakah orang kaya yang
rendah hati?
1. Berbicara sesedikit mungkin tentang diri sendiri. Orang lebih
senang menjadikan dirinya sebagai pusat pembicaraan. Banyak orang membuat
sensasi agar dijadikan buah mulut orang-orang di sekitarnya, membuat mereka
merasa sangat dihargai, bahkan diri kita sendiri pun kadang begitu. Di lain
kesempatan, kita juga terkadang merasa tertekan ketika ternyata menemukan
kehadiran kita biasa-biasa saja. Sebaiknya, jika memungkinkan, kita tidak usah
membangga-banggakan diri sendiri dan prestasi yang sudah dicapai. Lebih baik
orang lain tahu semua itu dari orang lain, saudara, atau siapa saja.
2. Mengurus atau mengerjakan sendiri urusan pribadi. Meskipun mungkin
kita mempunyai pembantu di rumah, bukan berarti kita harus menggantungkan semua
urusan padanya. Jika bisa, bersihkan kamar anda sendiri tanpa harus menyuruh
pembantu melakukannya yang sudah terlalu lelah mengurus segala urusan rumah.
3. Hindari rasa ingin tahu yang berlebihan dan janganlah mencampuri
urusan orang lain. Sebisa mungkin jika hal itu tidaka da sangkut pautnya dengan
kita, kita jangan terlalu mencampuri.
4. Terimalah pertentangan dengan kegembiraan. Satu orang dengan satu
atau dua pendapat itu wajar. Tapi, bagaimana jika ada 50 orang dalam satu
ruangan? Tentu sudah pasti, akan ada lebih dari 50 macam pendapat yang
berbeda-beda. Perbedaan pendapat itu akan selalu ada, namun yang menjadi
masalahnya adalah kemampuan kita untuk menyikapi dan menghargai perbedaan
pendapat. Jika tidak bisa, maka hal ini akan menjadi cikal bakal munculnya
konflik. Mulai sekarang, hargai dan terima perbedaan pendapat yang ada di
sekitar kita.
5. Jangan memusatkan perhatian kepada kesalahan orang lain. Kalau kita
suka menyimpan kesalahan orang lain, itu sama saja kita menganggap diri kita
lebih baik dibandingkan orang lain. Padahal, kita sendiri pun sering berbuat
kesalahan, bukan? Dan jujur, kita pun akan jauh lebih berbahagia jika orang lain
memaafkan kesalahan kita. Lantas, kalau kita pandang itu baik, kenapa kita
tidak melakukan hal yang sama pada orang lain?
6. Terimalah perasaan tidak diperhatikan, dilupakan dan dipandang
rendah. Tidak usah berkecil hati. Kalau manusia tidak bersedia memperhatikan
kita, itu sama saja kita memberikan tempat bagi Tuhan untuk mengambil alih
tempat itu. So, kalau Tuhan sendiri yang memperhatikan kita, dijamin hidup kita
akan lebih baik.
7. Bersikap sopan dan peka, sekalipun ada seseorang yang memancing amarah
kita.
8. Janganlah mencoba agar dikagumi
dan dicintai orang lain.
9. Bersikaplah mengalah dalam
perbedaan pendapat, walaupun anda yang benar
Poin-poin diatas juga dapat dilihat dalam diri Rasulullah SAW, Siti Khadijah, Utman bin Affan dan para sahabat Rasul lainya sebagaimana yang telah dicantumkan dalam blog ini sebelumnya. Lalu masih adakah figur orang kaya yang rendah hati pada zaman sekarang? Sandiaga Uno (http://sosok.kompasiana.com/2011/09/27/sandiaga-uno-sosok-milyarder-yang-rendah-hati/), bill gates dan 10 orang kaya dermawan lainnya juga bisa anda jadikan contoh untuk menjadi orang kaya yang rendah hati.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar