Al Quran merupakan kalam Allah yang tiada tandingannya. Dalam tiap
katanya, Allah senantiasa mengajarkan manusia, salah satunya dengan
benda-benda yang ada di sekitar mereka. Air adalah sumber kehidupan dan
dengannya kita bisa menjalankan aktivitas kita sehari-hari. Oleh karena
itu, air menjadi sumber daya yang esensial.
“…Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” (QS Al Anbiya’ : 30)
Proses penciptaan alam semesta dan seisinya secara keseluruhan
dilakukan oleh Allah SWT dalam keadaan seimbang, sebagaimana yang
tertulis dalam QS Al Mulk : 3. Demikian halnya dengan proses siklus air.
Keseimbangan siklus air (water cycle) pada umumnya terbagi menjadi 4 tahap, yaitu evaporasi, presipitasi, infiltrasi, dan surface runoff (limpasan permukaan). Al Quran telah menjelaskan masing-masing proses ini, sebagai berikut:
a. Evaporasi
Proses evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
gas. California Energy menyatakan bahwa hasil proses evaporasi adalah
90% uap air pada atmosfer yang berasal dari samudera, laut, sungai,
danau, dan tanah. Salah satu kebesaran Allah SWT yaitu dapat mengubah
air menjadi kumpulan gas di atmosfer dengan bantuan sinar matahari, yang
disebut dengan awan dengan bentuk yang bergumpal-gumpal.
“Allah, Dialah yang
mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal,…” (QS Ar Rum : 48)
b. Presipitasi
Proses presipitasi merupakan peristiwa jatuhnya air dari atmosfer ke
permukaan bumi. Ketika air diuapkan matahari dalam proses evaporasi, uap
air tersirkulasikan di atmosfer kemudian terkondensasi menjadi zat cair
dan terkumpul dalam butiran yang disebut condensation nuclei.
Bentuk air dapat berupa cair dan beku yaitu hujan, embun, kabut dan
salju. Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT adalah Dia mampu menghembuskan
angin dan menghalaukan awan, hingga awan itu terkumpul dan bertumpuk
dalam gumpalan-gumpalan di langit. Ketika awan tersebut semakin hitam
dan berat maka akan terjadi hujan di antara celah-celahnya.
“Tidakkah kamu melihat
bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)
nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu
hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan
seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang
dikehendaki-Nya…” (QS An Nuur : 43)
Pada ayat tersebut, Allah SWT menghendaki pada tempat jatuhnya air di
daerah beriklim dingin menjadi salju sedangkan jatuhnya air di daerah
iklim tropis menjadi air hujan.
c. Infiltrasi
Proses infiltrasi adalah perjalanan air ke dalam tanah sebagai akibat
gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan ke
arah vertikal). Air yang meresap ke dalam tanah sebagian akan tertahan
oleh partikel-partikel tanah dan menguap kembali ke atmosfer, sebagian
lagi diserap oleh tumbuhan dan yang lain akan terus meresap di bawah
permukaan bumi hingga zona yang terisi air yaitu zona saturasi.
“Dan Kami turunkan air
dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di
bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS
Al Mu’minuun : 18)
Air yang meresap melalui pori-pori tanah kemudian tersimpan di bawah
permukaan bumi yang impermeabel (tak dapat ditembus oleh air) sehingga
disebut air tanah.
d. Surface runoff
Proses surface runoff merupakan peristiwa meluapnya air ke
permukaan bumi. Ketika zona saturasi terus terisi oleh air maka air
tersebut akan mencari cara untuk meloloskan diri ke permukaan bumi.
Apabila air hujan terus jatuh ke permukaan bumi tetapi tanah tidak mampu
menyerap maka air permukaan ini mencari celah untuk mengalir di antara
palung sungai dan danau.
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya…” (QS Ar Ra’d : 17)
Proses siklus air yang berulang-ulang ini merupakan salah satu tanda
kebesaran Allah yang wajib kita syukuri. Namun akhir-akhir ini, kita
telah merasakan terjadinya krisis air di lingkungan kita dan krisis ini
pun melanda tanah air dan negara-negara di berbagai dunia. Seperti yang
dilansir dalam situs Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah,
bahwa kini tidak hanya negara Timur Tengah dan Afrika saja, tetapi juga
negara-negara besar seperti India, Cina, dan Amerika Serikat juga
mengalami permasalahan dalam ketersediaan air, khususnya air bersih.
Krisis air yang terjadi, disebabkan tidak hanya karena bencana alam
saja, tetapi juga karena kerusakan lingkungan yang kemudian merusak
proses siklus air tadi. Pada saat tanah telah mengalami kerusakan, maka
daya serapnya semakin berkurang, lalu semakin banyak air yang terlimpas
di permukaan dan semakin sedikit air yang diserap tanah, kemudian
terjadilah bencana banjir pada musim hujan dan bencana kekeringan pada
musim kemarau. Hal ini dapat dikhususkan bahwa permasalahan utama yang
terjadi adalah kerusakan sumber air itu sendiri. Allah menjelaskan
sebagai berikut :
“Apakah kamu tidak
memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka
diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya
dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia
menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”
(QS Az Zumar : 21)
Dalam tafsir Al Mishbah, Quraish Shihab mencantumkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menguatkan ayat ini.
“Perumpamaan apa yang
ditugaskan kepadaku oleh Allah untuk kusampaikan dari tuntunan dan
pengetahuan adalah bagaikan hujan yang lebat yang tercurah ke bumi. Ada
di antaranya yang subur, menampung air sehingga menumbuhkan aneka
tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada juga yang menampung air itu,
lalu Allah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk
memanfaatkannya, maka mereka dengan air itu dapat minum, mengairi sawah
dan menanam tumbuhan, dan ada lagi yang turun di daerah yang datar tidak
dapat menampung air, tidak juga menumbuhkan tanaman….” (HR Bukhari dan
Muslim)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan
air dari langit, lalu ia terserap ke dalam bumi, kemudian Dia
mengalirkannya ke bagian-bagian bumi sesuai apa yang dikehendaki-Nya,
dan ditumbuhkan-Nya mata air-mata air di antara yang kecil dan yang
besar sesuai kebutuhan. Untuk itu Allah Ta’ala berfirman “maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi”.
Demikianlah sebagian kecil pembahasan Al Quran mengenai air. Saat ini
telah banyak dilakukan konservasi untuk permasalahan krisis air,
terutama konservasi mata air sebagai sumbernya, akan tetapi di satu sisi
masih banyak pula manusia yang belum dapat memanfaatkan dengan baik
sumber daya ini. Semoga bermanfaat dan semoga kita bisa menjadi insan
yang dapat menjaga lingkungan dan menggunakan air secara efisien, karena
hal ini juga merupakan bentuk cinta kita pada ciptaan Allah SWT. Wallahu’alam bishawab.
Sumber :
1. Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. 2007
2. M. Quraish Shihab. Tafsir Al Mishbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran). 2003
1. Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. 2007
2. M. Quraish Shihab. Tafsir Al Mishbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran). 2003
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar