Ada lebih dari 40
persen warga Jakarta harus membeli air dengan harga mahal.
Lembaga Bantuan Hukum
(LBH) Jakarta bersama Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta
(KMMSAJ) memaparkan bahwa lebih dari 40 persen warga Jakarta harus membeli air
dengan harga mahal. Harga yang harus dibayarkan per meter kubik adalah sebanyak
Rp37 ribu hingga Rp85 ribu.
"Itu salah satu air termahal di dunia," kata Islah aktivis Walhi yang mendukung koalisi itu, Minggu 29 April 2012.
Menurut Islah, ini disebabkan PAM Jaya yang merupakan representasi negara tapi tersandera kontrak yang dibuatnya dengan swasta. Bahkan kontrak tersebut berjalan sampai 25 tahun sejak tahun 1997.
Tak hanya tersandera, PAM Jaya juga menanggung kerugian hingga Rp 1,3 triliun. Sementara akuisisi perusahaan menjadi minus Rp 985,72 miliar.
Aset PAM sebelum bekerja sama dengan operator swasta pada tahun 1997 mencapai Rp 1,49 triliun. Namun, turun menjadi Rp 204,46 miliar.
Selain itu, air bersih di Jakarta hanya tinggal 2,2 persen. Sementara penelitian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) mengungkapkan mutu aliran sungai di 45 titik pantau di 13 DAS Ciliwung pada 2010, yaitu nol persen dengan kondisi baik, tercemar ringan sembilan persen, tercemar sedang sembilan persen, sementara tercemar berat 82 persen.
Hal itu, Islah melanjutkan, disebabkan karena kondisi pengelolaan limbah yang memprihatinkan. Dari 144 gedung apartemen yang terdaftar di BPLHD, lebih dari 50 persen tidak memiliki pengelolaan limbah.
"Itu salah satu air termahal di dunia," kata Islah aktivis Walhi yang mendukung koalisi itu, Minggu 29 April 2012.
Menurut Islah, ini disebabkan PAM Jaya yang merupakan representasi negara tapi tersandera kontrak yang dibuatnya dengan swasta. Bahkan kontrak tersebut berjalan sampai 25 tahun sejak tahun 1997.
Tak hanya tersandera, PAM Jaya juga menanggung kerugian hingga Rp 1,3 triliun. Sementara akuisisi perusahaan menjadi minus Rp 985,72 miliar.
Aset PAM sebelum bekerja sama dengan operator swasta pada tahun 1997 mencapai Rp 1,49 triliun. Namun, turun menjadi Rp 204,46 miliar.
Selain itu, air bersih di Jakarta hanya tinggal 2,2 persen. Sementara penelitian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) mengungkapkan mutu aliran sungai di 45 titik pantau di 13 DAS Ciliwung pada 2010, yaitu nol persen dengan kondisi baik, tercemar ringan sembilan persen, tercemar sedang sembilan persen, sementara tercemar berat 82 persen.
Hal itu, Islah melanjutkan, disebabkan karena kondisi pengelolaan limbah yang memprihatinkan. Dari 144 gedung apartemen yang terdaftar di BPLHD, lebih dari 50 persen tidak memiliki pengelolaan limbah.
Padahal dari air limbah
itu, 85 persen terdapat grey water (air kotor domestik non tinja) dan 60
persen black water (air kotor domestik mengandung tinja). Air itulah
yang tak diolah dan langsung menyerap ke badan air dan tanah.
Solusinya tentu dengan
memperbaiki lembaga terkait guna meringankan beban masyarakat akan pasokan air
bersih dan menghentikan pembuangan sampah maupun limbah berbahaya ke dalam
sungai atau pun air permukaan lainnya. Selain itu, terdapat pula solusi-solusi
lain yang dapat menjadi alternatif untuk menghasilkan air bersih seperti
menggunakan PAT (Penjernih air Tradisional), menggunakan energi matahari dan
lain-lain.
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/355456-butuh-rp65-3-triliun-untuk-target-penyediaan-air-bersih-nasional
0 komentar:
Posting Komentar